UAS

Nama : Hilma Masani
Kelas : IX-I

Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran Darah. 


 Pada kehidupan sehari-hari kita mengenal adanya alat transpotrasi seperti sepeda, sepeda motor, mobil, kapal, pesawat dan lain-lain. Pada manusia yang berfungsi sebagai sistem transportasi adalah sistem peredaran darah. seperti yang kita ketahui, bahwa darah yang berfungsi mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh. berikut kita akan membahas mengenai

    Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH

a. Jantung

    Jantung (cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.

   Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.

     Jantung manusia terbagi atas 4 ruang yaitu bilik (ventrikel) kanan, bilik (ventrikel) kiri, serambi (atrium) kanan dan serambi (atrium) kiri. Bilik (ventrikel) lebih tebal dibandingkan serambi (atrium) karena fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan bilik kanan berdinding lebih tipis, karena fungsinya memompa darah ke paru-paru.   Jantung terdri dari 3 lapis antara lain :


1. Perikardium

     Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 bagian, yaitu sebelah dalam dan luar. Di antara kedua lapisan perikardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa dari jantung itu sendiri.

2. Miokardium (Otot Jantung)

3. Endokardium
    Endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung. Antara ruangan jantung terdapat klep (katup) yang berfungsi untuk mengatur aliran darah agar tetap searah. Klep pada ruangan jantung tersebut, antara lain :
-      Valvula trikuspidalis dan valvula mitral
Klep (katup) ini terdapat antara serambi kanan dan bilik kanan.
-      Valvula bikuspidalis
Letak klep (katup) ini terdapat antara serambi kiri dan bilik kiri.
-      Valvula semilunaris
Klep (katup) ini terdapat pada pangkal nadi besar.

Cara Kerja Jantung
     Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
      Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
    Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung.
     Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru.
    Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.

b. Pembuluh darah arteri (nadi)

      Pembuluh darah arteri (nadi) adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung atau dengan kata lain meninggalkan jantung, Dinding pembuluh darah arteri lebih tebal dan elastis. Terdapat beberapa jenis pembulu darah nadi yaitu arteri pulmonaris (pembuluh darah arteri yang membawa darah yang baru saja dialirkan dari paru-paru), arteri sistemik (Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan), Aorta (Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung membawa banyak oksigen),Arteriol (Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler), dan Pembuluh Kapiler ( Pembuluh yang sangat kecil tempat pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi danmenghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh.

c. Pembuluh darah vena (balik)
      Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
      Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

Peredaran Darah
      Sistem peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah kecil) dan peredaran darah sistemik (peredaran darah besar). Karena dua sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah pada manusia disebut system peredaran darah ganda
a. Peredaran Darah kecil

      Peredaran darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Peredaran darah kecil dimulai dari bilik (ventrikel) kanan jantung, mengangkut karbon dioksida menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Itulah sebabnya darah yang berasal dari paru-paru kanan dan kiri kaya akan oksigen. Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui serambi (atrium) kiri.


   Pembuluh darah vena membawa darah yang kaya akan sampah hasil metabolisme tubuh kembali ke jantung, memasuki atrium kanan melalui dua pembuluh darah besar yang disebut vena cava superior dan inferior. 


     Atrium kanan akan terisi darah yang kaya akan sampah hasil metabolisme tubuh kemudian berkontraksi, mendorong darah melalui katup satu arah ke ventrikel kanan. Ventrikel kanan yang telah terisi, kemudian berkontraksi, mendorong darah ke arteri yang mengarah ke paru-paru. Dalam kapiler paru-paru, terjadi pertukaran karbon dioksida dan oksigen. 

    Darah segar yang kaya oksigen akan masuk ke pembuluh darah vena pulmonalis kemudian kembali ke jantung, masuk melalui atrium kiri. Darah yang kaya akan oksigen ini kemudian melewati katup satu arah ke bilik (ventrikel) kiri, di mana ia akan keluar dari jantung melalui arteri utama, yang disebut aorta, dan selanjutnya darah akan mulai perjalanannya lagi ke seluruh tubuh. 

   Katup satu arah ini sangat penting untuk mencegah setiap aliran darah kembali ke belakang. Sistem peredaran darah dapat disamakan dengan jaringan jalan satu arah. Jika darah mengalir ke arah yang salah (berlawanan), gas darah (oksigen dan karbon dioksida) akan bercampur, yang dapat menyebabkan ancaman serius bagi tubuh. 
b. Peredaran Darah besar
    Sistem Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh, kecuali ke jantung dan paru-paru, karena mereka memiliki sistem peredaran darah sendiri. Sirkulasi sistemik adalah bagian utama dari sistem peredaran darah secara keseluruhan .


      Peredaran darah besar dimulai dari bilik (ventrikel) kiri jantung menuju ke tubuh bagian atas dan bagian bawah dengan membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel-sel jaringan tubuh. Selanjutnya, darah masuk kembali ke jantung melalui serambi (atrium) kanan, dengan membawa darah yang kaya akan karbon dioksida dan sampah hasil metabolisme tubuh.


    Darah yang kaya oksigen akan memasuki pembuluh darah melalui arteri utama jantung yang disebut aorta. Pada saat ventrikel kiri berkontraksi, darah akan mengalir ke aorta, yang kemudian bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil, yang berjalan ke seluruh tubuh. 

     Lapisan dalam arteri sangat halus, sehingga darah dapat mengalir dengan cepat. Sedangkan lapisan luar arteri sangat kuat, yang memungkinkan darah mengalir dengan tekanan atau kekuatan penuh. Darah yang kaya akan oksigen selanjutnya memasuki arteriol, terus ke kapiler, di mana oksigen dan nutrisi akan dilepaskan. Sampah hasil metabolisme tubuh akan, dikumpulkan dan selanjutnya darah yang banyak mengandung sampah hasil metabolisme ini, akan dialirkan ke dalam pembuluh darah vena untuk selanjutnya dibawa kembali ke jantung, dimana sirkulasi paru-paru akan melakukan tugasnya dengan melakukan pertukaran gas dengan melepaskan karbon dioksida untuk ditukar dengan oksigen, di paru-paru. 
    Selama sirkulasi sistemik, darah melewati ginjal dan dikenal sebagai sirkulasi ginjal. Selama fase ini, ginjal akan menyaring limbah dari darah. Darah juga melewati usus halus selama sirkulasi sistemik. Fase ini dikenal sebagai sirkulasi portal. Selama fase ini, darah dari usus halus akan dikumpulkan dalam vena portal, yang selanjutnya akan melewati hati.(liver), untuk dibersihkan dari racun-racun yang diserap oleh usus halus. Selanjutnya, darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena). Hati (liver) juga akan menyaring gula dari darah, untuk disimpan dan digunakan tubuh jika dibutuhkan.
 
Sumber : www.rantidamayanti10.blogspot.com

Gerak pada Tumbuhan

GERAK PADA TUMBUHAN

Ciri dari mahluk hidup salah satunya adalah bergerak. Dengan demikian tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Jika hewan dan manusia dapat melakukan gerakan secara aktif dan berpindah tempat, tapi gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Sehingga tumbuhan dikatakan melakukan gerak pasif. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu.
Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan arah tertentu.

Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Endonom/Autonom
Gerak endonom adalah gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
Gerak endonom ada 2 yaitu :
a. Endonom nutasi yang merupakan gerakan spontan (gerak aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata).
b. Endonom higroskopis yaitu akibat kadar air yang rendah (contoh : pecah kacang polong-polongan saat kering).
2. Gerak Etionom / Gerak Esionom
Gerak etinom adalah gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari luar tumbuhan tersebut. Faktor penyebab gerakan etionom bisa berasal dari faktor rangsang sentuhan, air, cahaya, temperatur/suhu, zat kimia, gravitasi, dan lain sebagainya.
Beberapa jenis gerakan etionom yaitu tropisme, taksis, dan nasti. 
A. Tropisme
Tropisme adalah gerakan tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Rangsang dari luar yang mempengaruhi gerak tumbuhan ada bermacam-macam. Misalnya cahaya, gravitasi, air atau kelembaban, dan sentuhan atau singgungan. Berdasarkan jenis rangsangan tersebut, tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, dan tigmotropisme.
a) Fototropisme 
adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju kearah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak fototropisme positif. Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Contoh gerak fototropisme positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.




b) Geotropisme
adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi. Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif. Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.

c) Hidrotropisme
adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair. Arah pertumbuhan menuju temapt yang berair disebut gerak hidrotropisme positif. Apabila araah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan hidrotropisme negatif. Contoh hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar didalam tanah yang selalu menuju ketempat yang mengandung air.
d) Tigmotropisme
 adalah gerak tumbuhan dari bagian tumbuhan akibat persinggungan. Contohnya sulur markisa dan batang mentimun yang membelit tanaman lain.





B. Taksis
Tumbuhan umumnya hanya mampu melalukan gerak pada sebagian anggota tubuhnya, misalnya akar yang mendekati air atau pucuk yang mendekati cahaya. Namun, pada tumbuhan tingkat rendah mampu melakukan gerak berpindah tempat. Seluruh tubuhnya berpindah. Misalnya, tumbuhan euglena dan bakteri besi. Gerak seluruh tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh datangnya rangsang disebut gerak taksis.
Berdasarkan rangsang penyebabnya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaktis.
a) Fototaksis
merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsang cahaya. Misalnya gerakan euglena yang selalu mendekati cahaya.
b) Kemotaksis
adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsang berupa zat kimia. Contohnya Spermatozoid pada Arkegonium lumut-lumutan dan paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein.
C. Nasti
Gerak nasti adalah gerak pada tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Sama halnya dengan gerak tropisme, gerak nasti juga dipengaruhi oleh rangsang dari luar seperti cahaya, suhu, sentuhan/singgungan, bahan kimia, serta kondisi gelap.
Macam-macam gerak nasti:
a) Fotonasti
     
Fotonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti adalah gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari.
b) Thermonasti
Thermonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang berupa suhu. Contohnya mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
c) Niktinasti

                    
Niktinasti adalah gerak nasti karena kondisi gelap. Contohnya gerak menutupnya daun majemuk (lamtoro, turi) karena cahaya gelap.
d) Seismonasti
Seismonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa sentuhan. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) karena sentuhan. Daun putri malu akan menutup apabila disentuh. Dan setelah didiamkan agak lama, daun tersebut akan membuka kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang datang dari luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.
e) Kemonasti
Kemonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa zat kimia. Contohnya adalah membukanya mulut daun (stomata) pada siang hari karena adanya karbondioksida.
f) Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari satu macam rangsang. Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun (stomata) karena cahaya matahari, zat kimia, air dan suhu.
 

Sistem Pernapasan pada Manusia

1. Alat Pernapasan Manusia

Berikut adalah bagian-bagian organ alat pernapasan pada manusia.

1.1. Hidung (Cavum Nasalis)

Selain sebagai salah satu organ alat pernapasan manusia, hidung juga berfungsi sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru, dan sebagai indera penciuman.

1.2. Tekak (Faring)

Faring merupakan persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan epiglotis atau katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.

1.3. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan berikut.
  1. Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.
  2. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan. Trakea tersusun atas 16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung
    dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
  3. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh gerakan silia menuju bagian belakang mulut.
Akhirnya, debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan.

1.4. Cabang Tenggorokan (Bronkus)

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.

1.5. Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.

1.6. Alveolus

Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.

1.7. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 nl. Setelah kita melakukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita masih bisa menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-paru.

2. Proses Pernapasan Manusia

Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung.
Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.
Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).
Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru.
Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya.
Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.
Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:
  1. Udara masuk melalui lubang hidung
  2. melewati nasofaring
  3. melewati oral farink
  4. melewati glotis
  5. masuk ke trakea
  6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
  7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
  8. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)

3. Bagian-Bagian Sistem Pernapasan Pada Manusia

Berikut adalah bagian-bagian anatomi sistem pernapasan pada manusia. Semua penjelasannya menggunakan Bahasa Indonesia.
Bagian-Bagian Sistem Pernapasan Pada Manusia
Berdasarkan gambar sistem pernapasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sistem pernapasan pada manusia terdiri dari:
  1. Hidung
  2. Rongga hidung
  3. Concha
  4. Langit-langit lunak
  5. Pharink
  6. Larink
  7. Trakea
  8. Rongga pleura
  9. Paru-paru kanan
  10. Paru-paru kiri
  11. Tulang rusuk
  12. Otot intercosta
  13. Diafragma

4. Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia

Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

4.1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

4.2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

Alat Indera (Telinga)

TELINGA
Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi, suara yang dapat kita dengar adalah suara-suara yang memiliki frekuensi antara 20Hz-20.000Hz.
A. Bagian-bagian telinga
        1. Telinga luarAnatomi Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga).Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
Telinga bagian luar, terdiri dari :
Organ
Fungsi
a.     Daun telingaBagian telinga luar berupa gelambir
b.     Liang telinga. Saluran menuju membran timpani
c.      Rambut. Berupa bulu-bulu halus

d.     Kelenjar minyak. Bagian yang menghasilkan minyak
e.     Membran timpani. Berupa selaput tipis (selaput gendang) yang kuat
•     Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang bunyi ke dalam telinga •     Membantu mengkonsentrasi- kan gelombang suara
•     Menahan dan menjerat kotoran yang melewati lubang telinga
•     Meminyaki dan menahan kotoran yang melewati lubang telinga
•     Menangkap getaran bunyi dan menyalurkan ke tulang-tulang pendengar
2. Telinga Tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
Telinga bagian Tengah, terdiri dari :
Organ
Fungsi
  1. Tulang – tulang Pendengaran
  2. Saluran Eustachius
  • Meneruskan getaran ke tingkap oval
  • Menjaga agar tekanan udara di dalam dan di luar rongga telinga sama besarnya, sehingga gendang telinga tidak rusak.
3.  Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.
Telinga bagian dalam, terdiri dari :
Organ
Fungsi
a.   Rumah siput (koklea)Saluran seperti spiral (berisi cairan endolimfe) b.   Organ kortiBagian koklea yang peka terhadap rangsang bunyi
c.   Kanalis semisirkularis (3 saluran     setengah lingkaran) Berupa 3 saluran berlengkung-lengkung
d.   Sakulus dan utrikulus
Pangkal kanalis semisirkularis (berisi cairan endolimfe dan butiran kalsium)
•      Meneruskan rangsang getaran bunyi •      Meneruskan getaran bunyi ke saraf auditori
•      Alat keseimbangan tubuh

•      Menjaga keseimbangan tubuh
B. Proses Memdengar

 C. Alat Keseimbangan
Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga bagian dalam yang dilaksanakan oleh 3 saluran setengah lingkaran utri kulus dan sakulus, yang mendeteksi :
– Posisi Tubuh
– Gerakan Tubuh
Disetiap ujung saluran setengah lingkaran memiliki struktur ampulla
Konsep :
gerakan kepala ~ cairan bergerak ~ sel reseptor ~ impuls ~ otak
D. Gangguan Telinga
1. Gangguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah
terinfeksi otitis sehingga mengeluarkan nanah.
2. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke
gendang telinga
3. Kerusakan gendang telinga
4. Otoskleorosis
5. Presbikusis
6. Rusaknya reseptor
7. Tuli saraf: disebabkan oleh kerusakan saraf auditori atau kerusakan pusat pendengaran di otak
8. Tuli konduksi: disebabkan oleh kekakuan hubungan antara sanggurdi dengan fenestra ovalis, penyumbatan saluran telinga luar, penebalan atau kerusakan membran timpani, dan mungkin karena ada pengapuran atau kerusakan tulang-tulang pendengaran.


Sumber : www.rantidamayanti10.blogspot.com

Fotosintesis

(Pengertian Fotosintesis Serta Percobaan Sachs dan Percobaan Engelman) – Fotosintesis merupakan suatu proses pembentukan (glukosa) zat makanan pada tumbuhan dengan menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
Fotosintesis sendiri sangat penting bagi kehidupan. Disamping menghasilkan zat makanan pada tumbuhan tersebut, proses ini juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses fotosintesis ini terjadi hanya pada daun tumbuhan. Proses fotosintesis tidak berlangsung pada semua sel tetapi hanya pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Disamping itu proses fotosintesis juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan ini disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan pigmen pada jaringan daun. Kloroplas yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik berperan penting dalam proses fotosintesis dengan menyerap energi matahari.
Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat dalam semua tumbuhan yang berwarna hijau yang didalamnya terdapat klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran tilakoid. Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung (Fotosintesis) terjadi dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal dengan fotosistem. Fotosistem merupakan unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari (klorofil).
Proses Fotosintesis
Proses Fotosintesis
Berikut ini merupakan suatu pembuktian terjadinya fotosintesis yang mana percobaan ini disebut (Percobaan Sachs dan Percobaan Engelman)
1. PERCOBAAN SACHS
(Membuktikan bahwa pada fotsintesis akan dihasilkan zat tepung.)
a. Daun yang sudah beberapa saat terkena cahaya mathari dipetik
b. Daun dimasukkan pada air yang mendidih
c. Kemudian daun dimasukkan pada alcohol panas.
d. Setelah itu akan ditetesi dengan larutan iodium (lugol).
Hasilnya daun akan berubah menjadi biru tua. Hal ini membuktikan bahwa setelah terbentuk glukosa, hasil fotosintesis segera diubah menjadi zat tepung.
2. PERCOBAAN ENGELMAN
Membuktikan bahwa di dalam fotosintesis diperlukan cahaya dan klorofil. Dari hasil pengamanatn dibawah mikroskop terhadap Spyirogyra dan bakteri termo, ternyata bila dijatuhkan seberkas cahaya yang mengenai kloroplas spirogyra, maka tampak bakteri tero akan berkerumun pada daerah yang berkloroplas yang terkena cahaya tersebut. Namun bila seberkas cahaya tidak mengenai kloroplas, maka tidak banyak ditemukan bakteri termo.

Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang yang di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.

1. KEANEKARAGAMAN GEN

Keanekaragaman Tingkat Gen. Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.

Gen : faktor pembawa sifat keturunan yang terletak dalam kromosom. Gen setiap makhluk hidup mempunyai bahan dasar kimia yang sama, namun susunannya berbeda, perbedaan susunan inilah yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.

Keanekaragaman gen : variasi susunan gen dalam suatu spesies. Variasi dalam satu spesies makhluk hidup disebut varietas. Suatu mahluk hidup di katakana satu spesies apabila terjadi perkawinanan antar 2 individu akan menghasilkan keturunan yang fertil. Contoh : adanya varietas pada kucing, kelapa, ayam, harimau dll.

Adanya keanekaragaman tingkat gen dapat anda amati pada gambar berikut:



Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Setelah anda amati gambar di atas ,Diskusikan dengan teman-temanmu Untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Variasi apa yang tampak ? apa yang menyebabkan hal tersebut?
2. Samakah fenotip individu satu spesies yang hidup pada tempat yang berbeda? Jikalau anda telah dapat menjawabnya maka cocokan jawaban anda dengan jawaban berikut ini:

A. Dari gambar di atas variasi yang tampak adalah variasi warna dan variasi bentuk mahkota bunganya. Pada gambar A tampak mahkota bunganya lebih besar berwarna oranye dan pada gambar B, mahkota bunganya berwarna merah dan putih pada helaian mahkotanya, sedangkan pada gambar C, lembaran mahkota bunganya bertumpuk lebih banyak dan berwarna putih, sedangkan pada gambar D, mahkotanya bertumpuk lebih banyak dan berwarna ungu.

B. Fenotif individu pada satu spesies yang hidup pada tempat yang berbeda akan mempunya fenotif yang berbeda pula karena dipengaruhi oleh gen dan lingkungan. Kemudian anda amati gambar berikut ini, dan diskusikan dengan teman anda!


Setelah anda amati jawablah pertanyaan berikut:

C. Identifikasilah termasuk kedalam keanekaragaman pada tingkat apa gambar A dan B?
Setelah anda amati dan anda diskusikan dengan teman anda, coba cocokan jawaban hasil diskusi anda dengan jawaban berikut:

Gambar A dan B adalah keanekaragaman tingkat gen, karena perbedaan, perbedaan itu terdapat dalam satu spesies. Pada gambar A tampak perbedaan pada tumbuhnya rambut, bentuk kening. Sedangkan pada gambar B tampak perbedaan warna bulu, dan bentuk tubuh, kaki, dan jenggernya.

Setelah anda memahami tentang konsep keanekaragaman gen, mari kita pelajari tentang keanekaragaman berikutnya yaitu keanekaragan tingkat jenias.
Advertisement

2. KEANEKARAGAMAN JENIS (SPESIES)

Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat. Untuk melihat keanekaragaman hayati tingkat jenis amati gambar berikut:

Setelah anda amati gambar di atas Diskusikan dengan teman dan gurumu, kemudian jawablah pertanyaan berikut: Perbedaan ciri apa yang dapat anda amati dari ke empat hewan tersebut? Dan isikan jawabanmu dalam tabel!

Setelah anda diskusikan dengan teman dan guru anda, coba anda cocokan hasil diskusi
anda dengan jawaban berikut ini:

3. KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : Ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk tak hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.

Gambar berikut ini merupakan gambar keanekaragaman ekosistem Yaitu ekosistem laut dan ekosistem sawah.
ekosistem laut dan ekosistem sawah

Setelah anda mengamati gambar tersebut , Jawablah pertanyaan berikut, dan jika anda telah selesai dapat mencocokan jawaban anda dengan kunci jawaban. Jangan melihat kunci jawaban!

1. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? sehingga ada ekosistem laut dan ada ekosistem sawah?
2. Kemudian amati gambar berikut dan identifikasilah ekosistem apa gambar tersebut? dan vegetasi apa yang mendominasi wilayah tersebut?

Setelah anda mengamati gambar dan menjawab pertanyaan, coba anda cocokan jawaban anda dengan jawaban berikut ini.

1. Yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman ekosistem adalah Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.

2. Gambar A. ekosistem padang rumput, vegetasi yang mendominasi adalah rmput-umputan. Gmbar B, ekosistem tundra vegetasi yang mendominasi adalah lumut tidak ada jenis pohon gambar C, ekosistem padang pasir, vegetasi yang mendominasi adalah kaktus

4. Pelestarian keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati di bumi kita sangat berlimpah jumlahnya mulai dari kutub utara sampai kutub selatan. Berjuta-juta jenis makhluk hidup yang ada, hanya sebagaian saja yang sudah dapat diidentifikaasi, dan masih banyak jenis-jenis makhluk hidup yang belum dikenali.

Keanekaragaman hayati memberi arti penting bagi kehiudupan kita baik secara langsung maupun tidak langsung, hampir semua makhluk hidup tersebut memberikan manfaat yang sangat berharga.

Mengapa kita perlu melestarikan keanekaragaman hayati ? Kita ketahui bahwa dalam suatu individu makhluk hidup terkandung plasma nutfah (sumber gen), dan lebih jauh dapat kita manfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, kosmetika, dan bahan penelitian.

Upaya melestarikan keanekaragaman flora dan fauna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Pelesatarian in-situ, artinya kita melesatrikan flora dan fauna dalam habitat aslinya, seperti pelstarian badak di ujung kulon, komodo di NTT, bunga raflesia di bengkulu dan sebagainya.
2. Pelestarian ex-situ, artinya kita melestarikan flora dan fauna di luar habitat aslinya, seperti membuat suaka margasatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binantang dan sebagainya.

5. RANGKUMAN
  1. Keanekaragaman hayati terdiri dari 3 tingkat yaitu tingkat gen, jenis dan ekosistem.Adanya perkawinan 2 individu yang satu spesies akan menyebabkan terjadinya perbedaan susunan gen yang menimbulkan keanekaragaman gen.
  2. Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk hidup di suatu tempat. Misalnya perbedaan dalam tingkat takson familia.
  3. Perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam satu familia, akan menimbulkan keanekaragaman jenis, misalnya dalam familia felidae, familia palmae.
  4. Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
  5. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu wilayah, sehingga akan menimbulkan keanekaragaman ekosistem.
  6. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan dengan dua cara, yaitu peestarian in-situ dan ex-situ.

Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati


1) Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhanhewan, mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

2)  Distribusi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaeabakteriprotozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

3) Jenis keanekaragaman hayati :
Keanekaragaman hayati gen pada bangsa kucing
a) Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
Keanekaragaman Spesies
b) Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
Keanekaragaman hayati ekosistem
c) Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.
Sumber : www.rantidamayanti10.blogspot.com